Selasa, 03 Juli 2012

Mitos dan Fakta tentang Rokok

Mitos #1 : Merokok hanya menyebabkan beberapa masalah, yaitu yang tercantum pada label peringatan.
Masalah kesehatan yang tercantum dalam label peringatan adalah kanker paru-paru, penyakit jantung, disfungsi ereksi, dan beberapa masalah yang dapat terjadi ketika rokok dihisap oleh wanita hamil (gangguan kehamilan, merusak janin, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan kelahiran premature). Selain hal tersebut, rokok juga dapat menimbulkan beberapa masalah lainnya, dan bagi mereka yang telah memiliki gangguan kesehatan, merokok akan memperparah penyakit yang mereka derita.

Merokok dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada tubuh disebabkan zat-zat yang terdapat dalam rokok, yang dapat menyerang berbagai macam bagian tubuh. Dalam hitungan detik, 4000 zat beracun yang dihisap oleh perokok akan terserap masuk kedalam aliran darah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Oleh karena itu merokok tidak hanya merusak paru-paru, tapi juga dapat merusak seluruh bagian tubuh.


Mitos #2 : Saya hanya merokok sedikit, hal tersebut tidak berbahaya bagi diri saya.
Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa sedikit ataupun banyak asap rokok yang terhisap, akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, meskipun seseorang hanya merokok sedikit, kesehatannya akan tetap terganggu, bahkan dapat memperpendek usia.
Masalah lain dengan sedikit merokok adalah; kebanyakan orang menjadi kecanduan. Ketika kita merokok, akan muncul rasa kecanduan sehingga tanpa disadari jumlah konsumsi rokok kita akan bertambah setiap waktunya.


Mitos #3 : Saya hanya akan merokok selama beberapa tahun, kemudian saya akan berhenti. Jadi, hal tersebut tidak masalah.
Perokok berasumsi bahwa bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh rokok akan langsung hilang saat mereka berhenti merokok. Sebenarnya, banyak efek merugikan dari rokok yang sifatnya menetap, yaitu tidak akan bisa hilang sepenuhnya setelah perokok tersebut berhenti merokok. Selain itu, kekuatan adiksi dari nikotin sangat kuat sehingga dapat menyebabkan para perokok sulit untuk berhenti merokok, meskipun mereka tahu bahaya yang disebabkan oleh rokok.
Merokok dalam waktu singkat, misalnya 5 tahun, dapat menyebabkan kerusakan permanen terhadap paru-paru, jantung, mata, tenggorokan, saluran urin, saluran pencernaan, tulang dan sendi, serta kulit. Para mantan perokok akan tetap memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap penyakit yang terkait rokok, termasuk kanker, paru, kanker ginjal, penyakit paru kronik, osteoporosis, kerusakan mata serius, serta sakit tulang dan sendi.

Mitos #4 : Merokok dapat membantu saya dalam menurunkan berat badan.
Tidak benar. Merokok tidak ada kaitannya dengan penurunan berat badan. Inilah yang terjadi ketika seseorang mulai merokok dengan tujuan menurunkan berat badan :
1. Mereka mulai merokok.
2. Setelah beberapa saat, mereka menyadari bahwa berat badannya tidak berubah dan mereka kecewa.
3. Mereka mulai menyadari bahwa yang mereka dapatkan tidak lain hanya; bau tidak sedap, terlihat kusam, tidak menarik, mahal, dan bahaya adiksi.
4. Mereka berhenti merokok. Hal tersebut sulit, tetapi mereka terus mencoba.
5. Berat badan mereka meningkat, menjadi lebih berat dari sebelum mereka merokok.

Mitos #5 : Berhenti merokok mungkin sulit bagi sebagian orang, tapi saya dapat melakukannya kapanpun saya mau.
Nikotin merupakan salah satu zat yang paling memiliki efek adiktif. Nikotin yang terdapat dalam rokok dapat bekerja pada otak dan merangsang pengeluaran dopamin, sebuah zat kimia yang dapat menimbulkan rasa senang.
Meskipun nikotin dapat menyebabkan kita merasa lebih nyaman dan bersemangat, tubuh kita akan mulai meminta dosis yang lebih tinggi setiap waktunya. Ketika kita berhenti, tubuh akan merasakan hal yang tidak enak; sakit kepala, mengantuk atau lapar. Pada kenyataannya, 35 juta orang mencoba untuk berhenti merokok, tetapi hanya 7% yang berhasil.

Mitos #6 : Merokok tidak menyakiti siapapun kecuali diri saya sendiri.
Sekitar 49,000 perokok pasif meninggal setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan ketika kita merokok, kita memaparkan asap samping rokok kepada anak-anak kita, saudara, atau keluarga yang dapat mengakibatkan kanker paru, penyakit jantung, asma, ataupun penyakit lainnya.

Mitos #7 : Menghisap cerutu dan mengunyah tembakau aman karena tidak dihisap.
Bukan hanya asap rokok yang dapat membunuh kita. Rata-rata kematian akibat kanker pada laki-laki perokok 34% lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok. Mereka yang hanya mengunyah tembakau berpotensi terkena kanker mulut, yang berefek pada lidah, bibir dan pipi.
Selain itu berdasarkan sebuah penelitian, 6,300 orang penghisap rokok yang ringan (less tobacco) memiliki resiko meninggal akibat kanker dan penyakit jantung 2 kali lipat lebih tinggi dari non-perokok.

Mitos #8 : Merokok atau Chewing Tobacco dapat menurunkan tekanan darah.
Hal tersebut tidak benar. Sebuah penelitian di Stockholm, Sweden, meneliti 135 orang sehat dengan kondisi tekanan darah tinggi. Setelah diukur, para peneliti menemukan bahwa mereka yang merokok ataupun mengunyah tobacco memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari mereka yang tidak merokok.

Mitos #9 : Jika saya hanya menggunakan rokok filter, menthol atau rokok dengan kadar tar yang rendah, maka saya akan baik - baik saja.
Perokok – perokok tersebut akan menghisap rokok lebih dalam untuk mendapatkan kadar nikotin yang mereka butuhkan akibat efek kecanduan. Meskipun menggunakan filter, nikotin dan beberapa zat berbahaya lainnya dapat tetap terhisap dan masuk dalam tubuh.

Mitos #10 : Saya telah merokok selama bertahun – tahun, maka tidak ada gunanya jika saya berhenti sekarang.
Jika anda merokok, anda memperpendek usia anda. Misalnya seorang lelaki berusia 35 tahun, akan memiliki usia lebih panjang beberapa tahun jika berhenti merokok.
Hal tersebut juga berlaku pada wanita. Berita baiknya adalah, segera setelah kita berhenti merokok, kita tidak hanya memperlancar sistem pernafasan kita, tetapi juga memperbaiki indra pengecapan kita.
Mitos#11: Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar.
Fakta:
Negara membayar biaya lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.
Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok.
Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.

Mitos#12: Mengurangi konsumsi rokok merupakan isu yang hanya bisa diatasi oleh negara-negara kaya.
Fakta:
Sekarang ini kurang lebih 80% perokok hidup di negara berkembang dan angka ini sudah tumbuh pesat dalam beberapa dekade saja. Diperkirakan pada tahun 2020, 70% dari seluruh kematian yang disebabkan rokok akan terjadi di negara-negara berkembang, naik dari tingkatan sekarang ini yaitu 50%. Ini berarti dalam beberapa dekade yang akan datang negara-negara berkembang akan berhadapan dengan biaya yang semakin tinggi untuk membiayai perawatan kesehatan para perokok dan hilangnya produktifitas.

Mitos#13: Pengaturan yang lebih ketat terhadap industri rokok akan berakibat hilangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau dan pabrik rokok.
Fakta:
Prediksi mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi rokok global akan meningkat dalam tiga dekade ke depan, walau dengan penerapan pengaturan tembakau di seluruh dunia. Memang dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam. Oleh karenanya pemerintah akan mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur.
Para ekonom independent yang sudah mempelajari klaim industri rokok, berkesimpulan bahwa industri rokok sangat membesar-besarkan potensi kehilangan pekerjaan dari pengaturan rokok yang lebih ketat. Di banyak negara produksi rokok hanyalah bagian kecil dari ekonomi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh World Bank mendemonstrasikan bahwa pada umumnya negara tidak akan mendapatkan pengangguran baru bila konsumsi rokok dikurangi. Beberapa negara malah akan memperoleh keuntungan baru karena konsumen rokok akan mengalokasikan uangnya untuk membeli barang dan jasa lainnya. Hal ini tentunya akan membuka kesempatan untuk terciptanya lapangan kerja baru.

Mitos#14: Pemerintah akan kehilangan pendapatan jika mereka menaikan pajak terhadap industri rokok karena makin sedikit orang yang akan membeli rokok.
Fakta:
Bukti sudah jelas: perhitungan menunjukkan bahwa pajak yang tinggi memang akan menurunkan konsumsi rokok tetapi tidak mengurangi pendapatan pemerintah, malah sebaliknya. Ini bisa terjadi karena jumlah turunnya konsumen rokok tidak sebanding dengan besaran kenaikan pajak. Konsumen yang sudah kecanduan rokok biasanya akan lambat menanggapi kenaikan harga (akan tetap membeli). Lebih jauh, jumlah uang yang disimpan oleh mereka yang berhenti merokok akan digunakan untuk membeli barang-barang lain (pemerintah akan tetap menerima pemasukan). Pengalaman mengatakan bahwa menaikkan pajak rokok, betapapun tingginya, tidak pernah menyebabkan berkurangnya pendapatan pemerintah.

Mitos#15: Pajak rokok yang tinggi akan menyebabkan penyelundupan.
Fakta:
Industri rokok sering berargumentasi bahwa pajak yang tinggi akan mendorong penyelundupan rokok dari negara dengan pajak rokok yang lebih rendah, yang ujungnya akan membuat konsumsi rokok lebih tinggi dan mengurangi pendapatan pemerintah.
Walaupun penyelundupan merupakan hal yang serius, laporan Bank Dunia tahun 1999 Curbing the Epidemic tetap menyimpulkan bahwa pajak rokok yang tinggi akan menekan konsumsi rokok serta menaikkan pendapatan pemerintah. Langkah yang tepat bagi pemerintah adalah memerangi kejahatan dan bukannya mengorbankan kenaikan pajak pada rokok.
Selain itu ada klaim-klaim yang mengatakan bahwa industri rokok juga terlibat dalam penyelundupan rokok. Klaim seperti ini patut disikapi dengan serius.

Mitos#16: Kecanduan rokok sudah sedemikian tinggi, menaikkan pajak rokok tidak akan mengurangi permintaan rokok. Oleh karenanya menaikkan pajak rokok tidak perlu.
Fakta:
Menaikkan pajak rokok akan mengurangi jumlah perokok dan mengurangi kematian yang disebabkan oleh rokok. Kenaikan harga rokok akan membuat sejumlah perokok untuk berhenti dan mencegah lainnya untuk menjadi perokok atau mencegah lainnya menjadi perokok tetap. Kenaikan pajak rokok juga akan mengurangi jumlah orang yang kembali merokok dan mengurangi konsumsi rokok pada orang-orang yang masih merokok. Anak-anak dan remaja merupakan kelompok yang sensitif terhadap kenaikan harga rokok oleh karenanya mereka akan mengurangi pembelian rokok bila pajak rokok dinaikkan.
Selain itu orang-orang dengan pendapat rendah juga lebih sensitif terhadap kenaikan harga, oleh karenanya kenaikan pajak rokok akan berpengaruh besar terhadap pembelian rokok di negara-negara berkembang.
Model yang dikembangkan oleh Bank Dunia dalam laporannya Curbing the Epidemic menunjukkan kenaikan harga rokok sebanyak 10% karena naiknya pajak rokok, akan membuat 40 juta orang yang hidup di tahun 1995 untuk berhenti merokok dan mencegah sedikitnya 10 juta kematian akibat rokok.

Mitos#17: Pemerintah tidak perlu menaikkan pajak rokok karena kenaikan tersebut akan merugikan konsumen berpendapatan rendah.
Fakta:
Perusahaan rokok berargumen bahwa harga rokok tidak seharusnya dinaikkan karena bila begitu akan merugikan konsumen berpendapatan rendah. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berpendapatan rendah merupakan korban rokok yang paling dirugikan. Karena rokok akan memperberat beban kehidupan, meningkatkan kematian, menaikkan biaya perawatan kesehatan yang harus mereka tanggung dan gaji yang terbuang untuk membeli rokok.
Masyarakat berpendapatan rendah paling bisa diuntungkan oleh harga rokok yang mahal karena akan membuat mereka lebih mudah berhenti merokok, mengurangi, atau menghindari kecanduan rokok karena makin terbatasnya kemampuan mereka untuk membeli. Keuntungan lain dari pajak rokok yang tinggi adalah bisa digunakan untuk program-program kesejahteraan masyarakat miskin.

Mitos#18: Perokok menanggung sendiri beban biaya dari merokok.
Fakta:
Perokok membebani yang bukan perokok. Bukti-bukti biaya yang harus ditanggung bukan perokok seperti biaya kesehatan, gangguan, dan iritasi yang didapatkan dari asap rokok. Ulasan di negara-negara kaya mengungkapkan bahwa perokok membebani asuransi kesehatan lebih besar daripada mereka yang tidak merokok (walaupun usia perokok biasanya lebih pendek). Apabila asuransi kesehatan dibayar oleh rakyat (seperti Jamsostek) maka para perokok tentunya ikut membebankan biaya akibat merokok kepada orang lain juga.


Jumat, 01 Juni 2012

pembritahuan buat para S-Tapelicious( penikmat S-Tape)

untuk mas bro dan mbak bro S-Tapelicious ( istilah buat penikmat S-Tape, hehe) bertetima kasih kepada semua para pelanggan atas apresiasi yang telah di berikan, sehubungan dengan akan berakhirnya sistem perkuliahan yang ada di kampus tercinta kita Universitas Mulawarman, dengan ini kami memberitahukan bahwa untuk sementara S-Tape tidak beroprasi dalam artian tidak berjualan dalam kurun waktu terhitung mulai bulan juni sampai tiba masa aktif perkuliahan tahun ajaran baru. demikianlah pemberitahuan dari S-Tape production, sekali lagi kami memohon maaf sebesar-besarnya atas tutupnya sementara outlet S-Tape kami. salam sukses bagi para pembaca dan yang membuka blog ini. SUKSES BUAT KITA SEMUA...

Jumat, 04 Mei 2012

Latar Belakang S-Tape Production

S-Tape merupakan produk minuman dengan berbahan dasar tape dan campuran roti, Jely dan lain-lain. S-tape sendiri merupakan singkatan dari Es-Tape, karena minuman ini mengandalkan cita rasa tape kemudian disingkatlah Es-tape menjadi S-Tape sebagai nama brand untuk minuman ini. berawal dari mahasiswa Universitas Mulawarman yang sedang melakukan Liburan di Kota jogja, selama di Jogja selalu menikmati semua kuliner yang menjadi ciri khas di kota Jogja. setelah menikmati jajanan angkringan dan beberapa menu tentang minuman berbahan tape akhirnya setelah pulang dari kota Jogja ada terbesit ide untuk membuat suatu brand minuman baru yang berbahan Tape. banyak minuman berbahan Tape yang ada di kota Samarinda tetapi Tape yang kebanyakan di jual adalah Tape Singkong, sedangkan S-Tape sendiri menggunakan Tape berbahan dari Ketan yang diberi Warna Hijau dari Pasta Pandan sehingga tebentuklah Tape dai Ketan berwarna hijau muda. S-Tape akhirnya lahir dan jual perdana pada tanggal 11 April 2012 bertempat di depan Kampus F-MIPA Universitas Mulawarman. Dengan menjualkan minuman dingin berbahan Tape maka S-Tape dengan resmi mulai menancapkan eksistensinya. S-Tape sendiri tidak hanya dibeli oleh Mahasiswa F-MIPA tetapi mahasiswa dari Fakultas lain seperti dari Fekon, F-Teknik juga antusisas menikmati S-Tape ini. Banyak saran yang baik diterima oleh pemilik Usaha ini. mulai dari pengembangan hingga Frenchise juga disrankan, semua saran ini diterima dan akan menjadi pertimbangan untuk kemajuan S-Tape kedepannya. Penulis artikel ini sekaligus Pemilik usaha S-Tape berharap usaha ini bisa berkembang dan membuka cabangnya di Jalan Pramuka dan tempat lainnya. diharapkan dukungan Doa dan bantuannya semoga usaha ini bisa menjadi lebih berkembang dengan baik. Selain itu usaha ini merupakan jenis Usaha PKL yang dilakukan Oleh Mahasiswa Universitas Mulawaman dan berjualan didalam Kampus Universitas Mulawarman. Dari Sekitar 20 orang PKL yang ada di Universitas Mulawarman S-Tape merupakan satu-satunya PKL yang dimiliki dan dikelola Oleh Mahasiswa. Dengan Adanya S-Tape ini Penulis mengharapkan para mahasiswa Universitas Mulawarman lainnya dapat melakukan Usaha baru seperti ini agar setelah lulus dari kuliah para mahasiswa ini dapat membantu pemerintah dalam hal mengurangi jumlah pengangguran di provinsi Kalimantan Timur. Di harpkanPembaca dapat termotivasi agar mau mengeluarkan segala ide-ide kreatifnya untuk menciptakan usaha-usaha baru demi terwujudnya Kemandirian para mahasiswa untuk menciptakan Lapangan Pekerjaan. Salam sukses buat para pembaca

Rabu, 18 April 2012

Gampang Ribut di Jalan Adalah Pengaruh Polusi Asap Knalpot

Stres menghadapi kemacetan adalah salah satu penyebab banyak orang menjadi galak, lalu mudah marah saat berada di jalanan. Namun bukan itu saja, ada faktor lain yang memicu perilaku agresif seseorang yakni polusi asap dari knalpot.

Bahan bakar kendaraan bermotor yang banyak digunakan saat ini banyak mengandung timbal. Ketika terbakar dan asapnya dikeluarkan melalui knalpot, kandungan timbal itu ikut mencemari udara lalu terhisap oleh orang-orang yang saat itu ada di jalanan.

Dampaknya bukan hanya memicu penyakit seperti gangguan napas dan juga kanker, tetapi juga berpengaruh pada perilaku. Paparan timbal yang terus menerus dalam jangka panjang bisa meningkatkan perilaku agresif seperti yang terungkap dalam penelitian terbaru di Tulane University.

Dalam penelitian yang dilakukan antara tahun 1950-1985 ini, Howard W Mielke melakukan pengukuran kadar timbal di 6 kota di Amerika Serikat. Keenam kota tersebut adalah Atlanta, Chicago, Indianapolis, Minneapolis, New Orleans dan juga San Diego.

Hasil pengukuran kadar timbal di udara ini lalu dibandingkan dengan tingkat kekerasan pada periode yang sama, serta 20 tahun sesudahnya. Hasilnya, tingginya kadar timbal di udara berbanding lurus dengan peningkatan kasus kekerasan terutama pada 20 tahun sesudahnya.

Adanya jeda selama 20 tahun menunjukkan bahwa cemaran timbal paling berpengaruh pada anak-anak. Perilakunya berubah menjadi agresif saat tumbuh dewasa, kurang lebih 20 tahun sejak pertama kali menghidup udara yang tercemar timbal dalam asap knalpot.

"Anak-anak paling sensitif terhadap cemaran timbal di udara, dan timbal memicu efek neuroanatomis yang sangat mempengaruhi perilaku sosialnya di kemudian hari," tulis Mielke dalam jurnal Enviromental International seperti dikutip dari Sciencedaily


sumber : detik health
 http://health.detik.com/read/2012/04/18/120217/1895175/763/gampang-ribut-di-jalan-adalah-pengaruh-polusi-asap-knalpot

Jenis Olahraga yang Sesuai Dengan Karakter Kepribadian

Semua orang tahu manfaat berolahraga terhadap kesehatan, namun hanya segelintir saja yang mau rutin berolahraga. Salah satu kendala besar dalam menerapkan kebiasaan berolahraga adalah menemukan jenis olahraga yang tepat agar bisa sering dilakukan dan tidak cepat bosan.

Sebelum bertekad menjalani rutinitas olahraga yang baru, penting untuk memutuskan dengan tepat tujuan apa yang ingin dicapai dari aktivitas baru tersebut. Baik hanya sekedar ingin bugar, meningkatkan daya tahan atau ingin menurunkan berat badan. Pertimbangkan juga bagian tubuh mana yang ingin diubah atau dikurangi lemaknya.

"Kita perlu memikirkan kembali seluruh konsep kebugaran dan jangan menganggapnya sebagai tujuan utama. Bugar adalah hal yang sulit diraih. Tetapi jika sehat, itu adalah hal yang terpenting," kata Lee Campbell, direktur perusahaan jasa pelatihan dan kebugaran B.Firm di Australia seperti dilansir bodyandsoul.com, Rabu (18/4/2012).

Campbell menyarankan kepada orang yang sangat sibuk, ada 2 dua hal yang bisa dilakukan. Pertama, tulis berapa banyak olahraga yang ingin dilakukan dalam buku harian dan tepati jadwalnya. Kedua, bagilah waktu olahraga menjadi beberapa bagian yang mudah dikelola. Berolahraga selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari untuk 2 hari dalam seminggu sudah cukup baik.

Campbell menjelaskan bahwa ketika akan memilih program kebugaran yang dapat terus dipertahankan, sebaiknya sesuaikan dengan kepribadian. Jenis-jenis olahraga yang cocok dengan kepribadian tertentu antara lain:

1. Untuk orang yang banyak bekerja di dalam ruangan yang penuh tekanan, olahraga yang cocok adalah yoga atau senam lantai.
2. Untuk orang yang mudah panik, cobalah olahraga yang membutuhkan energi dan stimulus yang tinggi kemudian dikombinasikan dengan olahraga tinju.
3. Untuk orang yang banyak bekerja di dalam ruangan tapi mencintai alam bebas, bisa melakukan olahraga bersepeda atau panjat tebing.
4. Untuk orang yang tidak melakukan olahraga dalam waktu yang cukup lama, lakukan olahraga yang lambat sebelum menjalani rutinitas olahraga yang penuh dan berat.
5. Untuk orang yang suka berencana dan senang bekerja dengan tujuan yang jelas, olahraga triathlon yang membutuhkan kemampuan membagi tenaga setiap waktu bisa memperkuat motivasi yang dibutuhkan.
6. Jika memiliki kesulitan bangun pagi, menyetel alarm pada pukul 05:30 pagi tidak akan mengubah kebiasaan. Akan lebih baik jika mempersiapkan olahraga saat istirahat makan siang atau bersepeda dari rumah ke tempat kerja.

sumber : detik health
 http://health.detik.com/read/2012/04/18/070807/1894885/766/jenis-olahraga-yang-sesuai-dengan-karakter-kepribadian

Bergembiralah Bila Tak Ingin Kena Stroke

Diet seimbang serta gaya hidup sehat adalah syarat utama untuk menghindari risiko stroke dan serangan jantung. Namun menurut penelitian, ada satu cara lagi untuk mengurangi risiko ini hingga 50 persen yakni dengan selalu bergembira.

Para ilmuwan dari Harvard School of Public Health baru-baru ini melakukan kajian terhadap 200 penelitian tentang stroke. Hasilnya menunjukkan, seseorang yang selalu berpikiran positif cenderung lebih jarang mengalami stroke maupun serangan jantung.

Selain jarang mengalami stroke dan serangan jantung, secara umum kesehatan sistem peredaran darahnya lebih terjaga. Hal ini ditunjukkan dengan tekanan darah yang lebih rendah, maupun kadar kolesterol dan juga gula darah yang juga lebih terkontrol.

Seseorang yang selalu berpikiran positif dicirikan dengan pola pikir yang optimistis, merasa puas dengan keadaannya sendiri dan selalu bahagia dengan hidupnya. Sebaliknya orang dengan kepribadian negatif cenderung banyak mengeluh, pesimistis dan tidak bahagia.

Selama ini, berbagai penelitian lebih banyak mengamati efek dari perasaan negatif seperti stres dan depresi terhadap kesehatan. Efek dari perasaan positif seperti optimisme dan kegembiraan jarang dilakukan, sehingga para ilmuwan tertarik untuk mengkajinya lebih dalam.

Meski demikian, Dr Julia Boehm yang memimpin penelitian ini menekankan bahwa hubungan antara pikiran positif dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah tidak bersifat sebab akibat. Hubungannya hanya bisa dibaca sebagai kecenderungan, tidak berarti kalau gembira sudah pasti sehat.

"Selain sulit untuk menilai pikiran seseorang secara obyektif, faktor risiko lainnya seperti kadar kolesterol dan riwayat diabetes tentu lebih penting dalam mengurangi risiko penyakit," kata Dr Boehm seperti dikutip dari BBC

sumber : detik health
 http://health.detik.com/read/2012/04/18/103036/1895056/766/bergembiralah-bila-tak-ingin-kena-stroke

Kamis, 12 April 2012

FYI

Outlet S- Tape kami berada di kampus Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur tepatnya di depan kampus F-MIPA UNMUL
buka mulai  jam 10.00 sampai dengan pukul 16.00 dari senin - jum'at (hari besar tutup)
produk kami bersifat terbatas dalam sehari agar tidak mengurangi kualitasnya, so grab it fast guys! :D